WaraBerita.com – Proyek Tol Jogja-Solo hingga Kulon Progo seksi 3 yang menghubungkan Jogja-Bandara NYIA kini jadi prioritas. Proyek sepanjang 38,57 kilometer yang melintas di Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo itu lebih didahulukan dibanding pembangunan seksi 2 dari Maguwoharjo hingga Trihanggo, Sleman.
“Iya betul. Untuk yang seksi 3 ini kami dahulukan,” kata Pejabat Humas PT Jogja Marga Makmur (JMM), Rachmat Jasiman, Rabu (17/5/2023).
Pengadaan lahan untuk proyek jalan Tol Jogja-Solo Bandara YIA ini sekarang memasuki tahap konsultasi publik. Menurut Rachmat, konsultasi publik sedang berjalan di Kabupaten Kulon Progo sedangkan untuk wilayah Sleman dan Bantul sudah dilakukan. Jika konsultasi publik telah selesai, maka tahapan berikutnya menunggu Izin Penetapan Lokasi (IPL) terbit.
“Setalah IPLnya turun baru pematokan resmi batas kanan-kiri jalan tol,” kata Rachmat.
Setelah itu, pembentukan tim pelaksana yaitu satgas A dan satgas B. Tugasnya NIsatgas A melakukan pengukuran tanah sedangkan satgas B melakukan pengukuran bangunan, bersama Pertanian yang mendata tanaman dan tumbuhan.
Jika semuanya telah diukur dan didata dilanjutkan tim appraisal untuk penilaian harga ganti kerugian.
Direktur Utama PT JMM Suchandra Hutabarat berharap izin penetapan lokasi (IPL) yang diterbitkan untuk jalan tol Jogja – Bandara YIA tidak bersamaan. Ia berharap IPL untuk wilayah Sleman dan Bantul bisa dikeluarkan terlebih dahulu. Sebab, tahapan pengadaan lahan di dua kabupaten tersebut telah lebih awal disosialisasikan dan konsultasi publik.
“Kita minta kalau bisa penlok dikeluarkan tidak bersamaan.
“Sleman- Bantul diharapkan dikeluarkan terlebih dahulu sehingga kita bisa segera mulai kontruksi. Bina Marga yang mengajukan izinnya ke Gubernur. (Targetnya) mudah-mudahan awal tahun depan sudah bisa,” kata Suchandra.
Pembangunan kontruksi jalan tol Jogja – Bandara YIA ini akan lebih didahulukan dibanding seksi 2 yang berada di Ringroad Sleman. Menurut dia, di seksi 2 saat ini masih dalam tahap penyelidikan tanah.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan infrastruktur yang akan dibangun. Target pembebasan lahan di seksi 2 sepanjang 8,75 kilometer direncanakan masih tahun 2024 mendatang.